Anak-anak Ini Panjat Tebing Curam Setinggi 800 Meter demi Sekolah
Hanya ada satu cara bagi anak-anak di Desa Atuler, Provinsi Sichuan, China
untuk berangkat dan pulang sekolah, yaitu dengan memanjat tebing
setinggi 800 meter. Tindakan berbahaya itu terpaksa mereka lakukan tanpa
peralatan keamanan.
Sejumlah foto yang menunjukkan perjuangan
anak-anak di Desa Atuler itu beredar secara viral di dunia maya China
setelah sepekan sebelumnya dimuat oleh sebuah surat kabar setempat.
Foto-foto milik Chen Jie memotret sejumlah anak yang memanggul ransel
tengah mendaki tangga reyot di tebing curam. Beberapa dari anak itu
kabarnya berusia 6 dan 15 tahun.
"Tak diragukan lagi saya
terkejut dengan adegan yang saya lihat di hadapan saya," ujar Chen Jie
melalui akun WeChat seperti dikutip The Guardian, Jumat (27/5/2016).
Chen Jie berharap, foto-fotonya itu dapat membantu mengubah 'realitas yang menyakitkan' di Desa Atuler.
Menanggapi
beredarnya foto-foto ini, pihak berwenang di barat daya Tiongkok
berjanji akan memberikan bantuan pada desa terpencil yang terletak di
pegunungan itu.
Sekretaris Partai Komunis di wilayah itu mengatakan sebuah tangga baja akan dibangun untuk menghubungkan desa terpencil itu dengan dunia luar.
Ketua
komunitas yang beranggotakan 72 anggota, Api Jiti mengatakan kepada
media pemerintah, bahwa di puncak gunung telah terdapat sebuah sekolah
yang cukup layak bagi anak-anak setempat. Namun bahayanya sangat jelas.
"Tujuh
atau delapan penduduk desa tewas dalam upaya memanjat tebing setelah
cengkeraman mereka lepas, sementara banyak juga yang terluka," jelas Api
Jiti.
Seiring dengan mulai terbukanya ekonomi China
pada 1980-an, sekitar 680 juta warga negara itu telah mengalami
peningkatan taraf hidup. Beberapa di antara mereka bahkan tercatat
sebagai orang kaya baru di Negeri Panda itu.
Namun masih banyak
juga warga yang hidup di garis kemiskinan, khususnya yang tinggal di
wilayah pedesaan. Seperti di Atuler misalnya, di mana warga di desa itu
dilaporkan hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 1 atau setara dengan
Rp 13.570.
Tak hanya di China, namun sejumlah daerah di Indonesia juga pernah
mendapat sorotan media asing terkait dengan rute sekolah berbahaya yang
harus ditempuh para siswa-siswi. Daerah pertama yang menjadi sorotan
adalah Desa Sanghiang di Lebak, Banten.
Media Inggris, Daily Mail
pada Januari 2012 pernah memuat laporan, anak-anak sekolah terpaksa
menyeberangi sebuah jembatan rusak di desa itu untuk bisa sampai ke
sekolah. Aksi anak-anak sekolah yang menyeberangi jembatan gantung itu
disebut mirip sebuah adegan dalam film Indiana Jones.
Adegan mirip Indiana Jones juga terjadi untuk kedua kalinya di Desa Sumua Bana, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Media Inggris The Sun, bahkan menulis 'Is this the most dangerous school run in the world?' sebagai tajuk beritanya.